Study, Country, and Filosofy
Share Everyhthing That you can trust

CAri duit Gratisss

Google

JU-JITSU DI INDONESIa (indonesian Version)

Category: By Arief


Ada banyak organisasi Jiu-Jitsu (Jujutsu) di Indonesia, dimana yang tertua adalah Jiujitsu Club Indonesia (JCI) yang didirikan oleh alm. Bp. Ferry Soneville pada tahun 1950. Bp. Soneville juga dibantu oleh Bp. M.A. Affendi dan beberapa ahli beladiri lainnya saat merintis perguruan beliau. Perguruan ini sampai sekarang (2007) masih aktif dibawah pimpinan Bp. Prayitno, seorang pebeladiri senior yang sempat tinggal lama di Australia dan belajar dibawah bimbingan Mr. Jan de Jong, seorang murid langsung dari grandmaster Minoru Mochizuki.

Sebelum kemerdekaan Indonesia, yaitu pada masa penjajahan Belanda, tepatnya tahun 1920an, di Jawa Tengah ada tercatat perguruan Tsutsumi Hozan-ryu Jujutsu yang diasuh oleh keluarga Saito (Mr. Jan de Jong tercatat sebagai anggota perguruan ini), dan perguruan Jujutsu jalan Kranggan Surabaya yang diasuh oleh Mr. Isuki Watanabe. Namun kedua perguruan ini tidak aktif lagi semenjak perang dunia ke II, walaupun masih ada murid-murid perguruan tersebut yang tetap setia mengajarkan Jujutsu diluar Indonesia.

Selepas perang dunia ke II, beberapa tokoh Judo yang juga menguasai Jujutsu mengajarkan beladiri Jujutsu sebagai bagian dari teknik self-defense yang diajarkan kepada murid-murid Judo. Diantara guru-guru tersebut adalah Mr. Seichi Makino dan Mr. Dick Schilder. Beberapa orang pemuda Indonesia yang dulu berlatih di luar negeri dan kembali ke Indonesia turut meramaikan khasanah kekayaan seni beladiri Jujutsu di Indonesia, antara lain adalah Bp. C.A. Taman yang kemudian mendirikan perguruan Wadokai pada tahun 1972 dan turut membidani kelahiran perguruan Goshinbudo Jujutsu Indonesia (GBI) pada tahun 1997. Bp. Taman adalah satu-satunya putra bangsa Indonesia yang sempat berlatih langsung dengan grandmaster Hironori Otsuka, sang pewaris ke 4 dari aliran Shindo Yoshin-ryu Jujutsu dan pendiri aliran Wado-ryu Karate. Bp. Ben Haryo, yang sekarang menjadi instruktur kepala (wakil guru besar) untuk GBI, adalah murid langsung beliau. Selain Bp. Haryo, orang lain yang berjasa kepada perkembangan GBI adalah Bp. Saleh Jusuf, seorang ahli beladiri yang lama tinggal di Negeri Belanda, dan semasa tinggal disana sempat mempelajari Judo dari Mr. Willem Ruska (juara Olympiade), Jujutsu dari Mr. John Phillips dan Sambo (gulat Rusia) dari Mr. Chris Doelman.

Selain nama-nama diatas, tidak dapat dilupakan keberadaan perguruan PORBIKAWA (Persatuan Seni Beladiri Ishikawa) yang didirikan oleh murid-murid langsung dari Master Ishikawa, yaitu Bp. Tan Sing Chay (Sutikno) dan Bp. Tan Thiam Sioe (Sutrisno). Perguruan ini sampai sekarang masih eksis, dan berpusat di Surabaya.

Seni beladiri Jujutsu di Indonesia belum mencapai kemajuan yang pesat dan mencapai popularitas seperti dialami oleh beladiri lainnya, karena di Indonesia belum ada wadah yang dapat menjadi ajang silaturahmi dan kerjasama semua perguruan Jujutsu yang ada, tidak seperti Pencak Silat yang dapat bersatu lewat IPSI nya dan Karatedo yang dapat bersatu lewat FORKI.

Salah satu perguruan Jujutsu di Indonesia yang cukup sukses dan berhasil memiliki anggota dalam jumlah besar adalah dari aliran Kyushin Ryu. Jiu-Jitsu aliran "Kyushin Ryu" yang kabarnya masuk ke Indonesia pada masa pergolakan Perang Dunia II (1942) di bawa oleh seorang tentara Jepang yang bernama Ishikawa. Karena itu Jiu-jitsu Indonesia (skrg. IJI-Institut Jiu-Jitsu Indonesia) dikenal dengan aliran I Kyushin Ryu.

Ishikawa kemudian mewariskan ilmunya kepada R. Sutopo (Ponorogo) yang kemudian diturunkan kepada kelima muridnya yaitu Drs. Firman Sitompul(Dan X),Irjen(Pol) DPM Sitompul, SH, MH (Dan VIII), Drs. Heru Nurcahyo (Dan VII), Drs. Bambang Supriyanto (Dan VI), dan Drs. Heru Winoto (Dan V). Kelima murid inilah yang menjadi cikal bakal tumbuh dan berkembangnya Jiu-Jitsu aliran IJI di Indonesia. Perguruan IJI hanya mengajarkan aliran Ju-Jitsu hasil karya Raden Sutopo dan tidak mengajarkan aliran Ju-Jitsu lainnya.

Untuk mengembangkan Jiu-Jitsu hasil karya Bp. Sutopo ini ke seluruh Indonesia maka kemudian pusat pengembangan Ju-Jitsu dipindahkan ke Jakarta. Di sinilah dibentuk suatu organisasi resmi dan berbadan hukum yang bernama “ Institut Jiu-Jitsu Indonesia “ disingkat “ IJI ”, tepatnya tanggal 8 Desember 1981.

Pada tahun itu juga saat diadakan demonstrasi bela diri Jiu-Jitsu aliran IJI di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Jakarta, Jiu-Jitsu Indonesia aliran IJI berhasil mendapatkan penghargaan dari staf Kedutaan Besar Jepang, Mr. Keiji Iwasaki.

Hingga saat ini Jiu-Jitsu aliran IJI telah masuk di POLRI dan juga di berbagai kesatuan militer seperti KOPASSUS, KOSTRAD, PASPAMPRES, MARINIR dll. Jiu-Jitsu juga dikembangkan di sekolah-sekolah, instansi-instansi pemerintah maupun swasta dan juga di perguruan tinggi.

Secarah harfiah kata Jiu atau Ju didalam IJI berarti lentur atau fleksibel dan kata Jitsu atau Jutsu berarti teknik atau cara/metode. Maka Ju-Jitsu berarti bela diri yang fleksibel. Jiu-Jitsu IJI karena merupakan kombinasi bermacam-macam teknik maka ajarannya pun beragam; ada teknik keras ada juga teknik lembut/halus, ada teknik menyerang ada teknik bertahan, ada teknik menggunakan kekuatan fisik ada pula dengan tenaga dalam dan pernafasan, serta banyak teknik tangan kosong dan teknik menggunakan senjata. Apalagi para anggota IJI jika sudah mencapai sabuk hitam maka dianjurkan untuk meriset/mengembangkan sendiri teknik-teknik dasar IJI, termasuk juga dapat mengambil teknik dari beladiri lain, sehingga memperkaya perbendaharaan teknik di IJI.

Intinya Jiu-Jitsu IJI menghalalkan segala teknik/cara agar dapat menguasai lawan. Pada dasarnya teknik Jiu-Jitsu adalah teknik bertarung bebas yang sebenarnya bukanlah sport. Akan tetapi dalam masa modern ini Sport Jiu-Jitsu juga mulai marak sehingga muncul banyak sekali even–even pertandingan Ju-Jitsu di berbagai negara dengan berskala Nasional, Regional maupun Internasional. IJI adalah salah satu pelopor pertandingan Ju-Jitsu di Indonesia, yaitu pertandingan internal IJI sendiri (tidak diikuti oleh perguruan lain) dengan peraturan WCCJO.

 

4 comments so far.

  1. Anonymous March 6, 2008 at 8:10 AM
    OOzzhh.....

    Ju-jitsu is the best Martial Art, but this blogger not cool if no my photos here,,,ha ha ha...just kidding
    by harits the cracker
  2. Anonymous July 21, 2008 at 5:04 PM
    q seorang praktisi IJI,..



    setelah skian tahun q msh blm nemuin p sejati bela diri itu,..



    khssnya lm mmprdalam ilmu,..


    q rasa smw sm j,.. kl g fsik y otot,..

    p g ad knci utk mmplajari dan mmperdalam suatu thnik dg bnr?



    ap lg dlm suatu kndisi trtntu kt srg mati kutu,..


    ingt 1 thnik pun g,..


    p knciny kl mraih suatu ktenangan dlm bela diri,.???
    mohon p bl ad master atw sapa yg bs mnjwb kbmbangan saya,..


    trima ksih,..
  3. Anonymous March 4, 2009 at 7:52 PM
    Beladiri Jujitsu bukan hanya mengandalkan teknik fisik dan teknik ketrampilan melemahkan lawan..tapi juga menganalisa bagaimana seseorang bertahan hidup,sabar terhadap serangan lawan dalam artian di dunia kerja mungkin ada lawan yang kurang senang dengan sikap kita,ato bertahan/sabar dalam mengatasi under preasure suatu masalah yang besar..itu lah ciri jujitsu sesungguhnya..kalo anda hanya berpikir mengandalka fisik..suatu saat fisik anda akan habis..Dan semua itu terbentuk dari pengalaman anda waktu ujian dan latihan..( and i think u feel that feeling when you reach the black belt..that was the secret of jujitsu)

    thanks
  4. Anonymous June 17, 2013 at 6:21 AM
    What's Going down i'm nеw to thiѕ, Ι stumbled upon thіs I
    have found ӏt absolutely useful anԁ it has aіԁed me out lοads.
    I hope to give a contгibution & aiԁ other users like
    its aidеd me. Gooԁ job.

    Here iѕ my ѕite ... ϹarbonРοκer Bonus ()

Something to say?

Comment Here

Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x